MAKALAH
KELOMPOK
EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT MENULAR
“DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)”
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 10
1. MILA
FEBRIANI (14011214)
2. DEWI
APRILIANI
3. ELA
RAMAYENNI
STIKES
HANGTUAH PEKANBARU
PRODI
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT A REGULER
KELOMPOK
5 SEMESTER 4
KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah “Gizi dalam kesehatan dan penyakit “ini yang berjudul “DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD)”
Makalah
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah tentang “DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)”ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
Kelompok
10
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................
i
DAFTAR
ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Definisi Demam
Berdarah dengue (DBD) .............................................. 1
1.2 Gambar Distribusi
Frekuensi menurut OTW ........................................... 2
1.3 Grafik
Maksimum-Minimum ................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Etiologi .................................................................................................... 5
2.1.1. Virus Dengue ...................................................................................... 5
2.1.2 Vektor .................................................................................................. 5
2.2 Penyebaran dan
Penularan ...................................................................... 7
2.3 Gambaran klinis
(gejala) .......................................................................... 10
2.4 Laboratorium ........................................................................................... 13
2.5 Pengobatan .............................................................................................. 14
2.6 Pencegahan dan
Program pemberantasannya...........................................
6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 20
3.2 Saran ........................................................................................................ 20
DAFTRA PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi Demam Berdarah dengue
(DBD)
Nyamuk
aedes aegypti dikenal dengan sebutan Black white Mosquito atau Tiger Mosquito karena tubuhnya memiliki
ciri yang khas yaitu adanya garis-garis dan bercak-bercak putih keperakan di
atas dasar warna hitam. Sedangkan yang menjadi ciri khas utamanya adalah dua
garis lengkung yang berwarna putih keperakan di kedua sisi lateral dan dua buah
garis putih sejajar di garis median dari punggungnya yang berwarna dasar
hitam.(Soegeng Soegijanto,2003, hlm 99)
Demam
berdarah dengue (DBD) atau dengue
haemorhagic fever (DHF) bukan penyakit baru di Indonesia. Tahun 1969, kasus
pertama DBD dilaporkan di Jakarta (Kho Lin Keng,dkk). Jauh hari sebelum itu,
penyakit dengue, cikal bakal
munculnya penyakit DBd, sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 1979 (David
Bylon,Batavia). (Nadesul Hendrawan,2007,hlm 1)
Penyakit
demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan di indonesia
yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas.
Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak.
(Nadesul Hendrawan,2007,hlm 71)
Di Indonesia penyakit DBD masih
merupakan masalah kesehatan karena masih banyak daerah yang endemik. Daerah
endemik DBD pada umumnya merupakan sumber penyebaran penyakit ke wilyayah lain.
Setiap kejadian luar biasa (KLB) DBD umumnya dimulai dengan peningkatan jumlah
kasus di wilayah tersebut. Untuk membatasi penyebaran penyakit DBD diperlukan
gerakan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) yang terus menerus, pengasapan
(fogging),dan larvasidasi.
(Nadesul Hendrawan,2007,hlm 71)
Penyakit DBD mempunyai perjalanan yang
sangat cepat dan sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal
akibat penanganannya yang terlambat. Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemorhagic fever (DHF), dengue fever (DHF), demam dengue (DD), dan dengue
shock syndrome (DSS). (widoyono,2011,hlm 71).
Di banyak negara tropis, virus
dengue sangat endemik. Di Asia, penyakit ini sering menyerang di Cina Selatan,
Pakistan, India, dan semua negara di Asia Tenggara. Sejak 1981, virus ini
ditemukan di Queensland, Australia. Di sepanjang pantai Timur Afrika, DBD juga
ditemukan dalam berbagai serotipe. Penyakit ini sering menyebabkan KLB di
Amerika Selatan, Amerika Tengah, bahkan sampai ke Amerika Serikat sampai akhir
tahun1990-an. Epidemi dengue di Asia pertama kali terjadi pada tahun 1779, di
Eropa pada tahun 1784 di Amerika Selatan
pada tahun 1835-an, dan di Inggris pada tahun 1922. (widoyono,2011,hlm 71).
Di
Indonesia kasus DBD pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968. Penyakit
DBD ditemukan di 200 kota di 27 propinsi dan telah terjadi KLB akibat DBD. (Nadesul
Hendrawan,2007,hlm 1)
1.2 Gambar Distribusi Frekuensi
menurut OTW
Dari
data Dinas Kesehatan Provinsi Riau melaporkan bahwa pada tahun 2013 tercatat 1415
orang terkena DBD di 12 Kabupaten dengan jumlah kematian 11 (L+P), dan pada
tahun 2014 tercatat tidak ad kasus DBD, sedangkan pada tahun 2015 angka kasus
DBD jumlahnya mencapai 3,261 (L+P) kasus di 12 Kapupaten/kota di Provinsi Riau.
Pada gambar chart area dibawah ini akan digambarkan distribusi frekuensi jumlah
kasus DBD di Kabupaten/Kota Provinsi Riau pada tahun 2013-2015.
Chart area Frekuensi Distribusi kasus DBD menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Riau Tahun 2013-2015
Dari
data diatas dapat kita lihat bahwa Kabupaten Bengkalis berada pada angka
tertinggi pada tahun 2015 yaitu 678 jumlah kasus(Laki2+Perempuan),
dan terendah yaitu Kabupaten Indragiri Hilir 12 jumlah kasus (Laki2+Perempuan).Pada
tahun 2014 kasus DBD tidak terjadi. Sedangkan pada tahun 2013 kasus DBD
mengalami peningkatan yang signifikan dan
yang menduduki angka kasus DBD tertinggi yaitu Kampar sebanyak 307 kasus
(Laki2+Perempuan) dan terendah Meranti sebanyak 27 kasus (Laki2+Perempuan)DBD.
1.3 Grafik Maksimum-Minimum
Dari
data Dinas Kesehatan Provinsi Riau melaporkan bahwa kasus DBD tertinggi pada
tahun 2013-2015 adalah daerah Kabupaten/Kota Bengkalis dengan jumlah kasus 678
orang dengan kematian 1 penderita.
Grafik
maksimum-minimum jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menurut
Kabupaten/kota Provinsi Riau tahun 2013-2015.
|
Dari
grafik laporan jumlah kasus DBD dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau diatas dapat
kita lihat bahwa jumlah kasus DBD mengalami KLB didaerah Kuantan Singingi (286
kasus), Indragiri hulu (176 kasus), Siak (273 kasus), Kampar ( 269 kasus),
Rokan Hulu(159 kasus), Bengkalis dengan kasus tertinggi (678 kasus), Rokan
hilir (163 kasus), Pekanbaru (516 kasus), Dumai ( 355 kasus), dan Meranti (254
kasus). Sedangkan Kabupaten Indragiri hilir dan Pelalawan berada pada status
Kewaspadaan.
Berdasarkan
data diatas kasus Demam berdarah terjadi KLB pada tahun 2015. Oleh karena itu
pada makalah ini kami akan membahas tentang seputar Demam berdarah Dengue
(DBD).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etiologi
2.1.1.
Virus Dengue
Penyakit
DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B,yaitu arthropod-borne
virus atau virus yang disebabkan oleh artropoda virus ini termasuk genus Flavivirus dari famili Flaviviridae. (widoyono,2011,hlm 72).
Ada
empat serotipe yaitu DEN -1, DEN-2, DEN-3, DEN-4 . serotipe DEN-3 merupakan
jenis yang sering dihubungkan dengan kasus-kasus parah . infeksi oleh salah
satu serotipe akan menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang bersangkutan,
tetapi tidak untuk serotipe yang lain. Keempat jenis virus tersebut semuanya
terdapat di Indonesia. Di daerah Endemik DBD, seseorang dapat terkena infeksi
semua serotipe virus pada waktu yang bersamaan. (widoyono,2011,hlm 72).
Virus
Dengue baru dapat menimbulkan gejala demam berdarah pada manusia jika manusia
tersebut terinfeksi minimal dua jenis virus dengue. Jika manusia baru
terinfeksi satu jenis virus maka tidak akan timbul gejala demam berdarah.(Agus
Susanto, 2007, hm 4)
2.1.2
Vektor
Virus
dengue memerlukan perantara untuk dapat masuk kedalam tubuh manusia. Perantara
atau vektor virus ini yaitu nyamuk Aedes yang
terinfeksi, terutama Aedes aegypti
dan aedes albopictus.(Agus Susanto,
2007, hm 4)
Vektor
utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes
aegyti (di daerah perkotaan) dan Aedes albopictus (di daerah pedesaan).
Nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD
adalah nyamuk yang terinfeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit dan
viremia (terdapat virus dalam darahnya). Menurut laporan terakhir, virus dapat
pula ditularkan secara transovarial dari nyamuk ke telur-telurnya.
(widoyono,2011,hlm 73)
Aedes aegypti
merupakan vektor utama (95%) bagi penyebaran penyakit DBD. Jenis nyamuk ini
hidup dan ditemukan di negara-negara yang terletak antara 35o
Lintang utara 35oLintang Selatan. Nyamuk ini hidup pada temperatur
udara paling rendah sekitar 10oC. Pada musim panas, jenis nyamuk ini
kadang-kadang ditemukan di daerah yang terletak sampai sekitar 45oLintang
Selatan. Selain itu, ketahanan hidup spesies ini juga tergantung pada
ketinggian daerah yang bersangkutan dari permukaan laut. Biasanya jenis nyamuk
ini tidak ditemukan di daerah dengan ketinggalan lebih dari 1000 meter diatas
permukaan laut.(Agus Susanto, 2007, hlm 4)
Nyamuk
Aedes aegypti mempunyai kebiasaan hidup
di dekat manusia. Nyamuk dewasa menyukai tempat gelap yang tersembunyi di dalam
rumah sebagai tempat beristirahatnya. Nymuk ini juga menyukai benda-benda yang
tergantung di dalam rumah, seperti gorden, kelambu, maupun baju atau pakaian di
kamar yang gelap dan lembap..(Agus Susanto, 2007, hlm 5)
Aedes aegypti
mempunyai kebiasaan mencari makan (mengigit manusia untuk diisap darahnya)
sepanjang hari, terutama antara jam 08.00-13.00 dan antara jam 15.00-17.00.
jarak terbang nyamuk betina jenis ini terbatas sekitar 30-50 meter per hari,
sehingga korban gigitan nyamuk dapat dipastikan berada sekitar jarak tersebut
dari sarang nyamuk.Aedes aegypti..(Agus
Susanto, 2007, hlm 5)
Nyamuk
dalam fase imatur (larva) ditemukan di dalam atau di dekat perumahan, di dalam
kaleng, atau berbagai tempat penyimpanan air yang berisi air bersih yang
dipakai untuk air minum atau mandi. Nyamuk tersebut bersarang dan berkembang
biak disana. Nyamuk ini hidup tidak hidup diair mengalir maupun comberan yang
langsung berhubungan dengan tanah.(Agus Susanto, 2007, hlm 5)
Telur
aedes aegypti mampu bertahan hidup
dalam keadaan kering salama beberapa
bulan. Hal inilah yang menyulitkan pemusnahan vektor penyebab penyakit DBD
.(Agus Susanto, 2007, hlm 6)
Ciri-ciri
nyamuk Aedes aegypti yaitu pada badan
dan tungkai nyamuk terdapat belang hitam dan putih. Nyamuk betina mengisap
darah agar bisa memperoleh protein untuk mematangkan telurnya sampai dibuahi
oleh nyamuk jantan. Bentuk nyamuk Aedes
aegypti dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Aedes albopictus merupakan
nyamuk kebun yang memperoleh makanan dengan cara menggigit dan mengisap darah
berbagai jenis binatang. Nyamuk ini berkembang biak di dalam lubang-lubang
pohon, lekukan tanaman, potongan batang bambu, dan buah kelapa yang terbuka.
Habitat larva nyamuk ini yaitu didalam genangan air , seperti airdalam kaleng
atau tempat penampungan lain termasuk timbunan sampah diudara terbuka. Habitat
larva ini menyebabkan nyamuk aedes albopictus banyak dijumpai di daerah
pedesaan, pinggiran kota, dan taman-taman kota.(Agus Susanto, 2007, hlm 6)
Pada
musim penghujan,tersedia lebih banyak tempat yang cocok bagi habitat aedes albopictus.itulah sebabnya jumlah
populasi nyamuk ini pada musim penghujan meningkat pesat.Nyamuk dewasa
mempunyai kebiasaan mencari makan pada siang hari.Daya terbang nyamuk dewasa
betina erkisar antara 400-600 meter.Kesempatan berpindah tempat secara
pasif(terbawa alat transformasi manusia) bagi Aedes albopictus lebih terbatas sebab nyamuk ini hidup diluar
rumah.Namun di sisi lain,kebiasaan mencari makan Aedesalbopictus memungkinkan nyamuk ini menularkan virus dengue
dari kera ke manusia dan sebaliknya.telur Aedesalbopictusdapat
bertahan terhadap pengawetan melalalui proses pengeringan dalam waktu beberapa
bulan..(Agus Susanto, 2007, hlm 7)
Meskipun
vektor utama penyebaran infeksi virus dengue mempunyai habitat hidup di daerah
tropis maupun subtropis,namu ternyata di
temukan pula kasus-kasus DBD di daerah dingin.Hal ini menunjukkan bahwa vektor
tersebut dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitar.(Agus
Susanto, 2007, hlm 7)
2.2
Penyebaran dan Penularan
Penyebaran DBD berkaitan erat dengan
penyebaran nyamuk Aedes.Nyamuk Aedes dapat tersebar secara aktif maupun
pasif.Penyebaran secara aktif terjadi karena nyamuk ini mempunyai kemampuan
terbang.sedangkan penyebaran secara pasif terjadi ketika yamuk terbawa
kendaraan,seperti kereta api,kapal laut,dan pesawat udara.Tampak melalui cara
cara pasif inilah DBD menyebarkan ke seluruh provinsi di indonesia.bahkan DBD
juga dapat menyebar dari satu wilayah negara ke negara lain. .(Agus Susanto,
2007, hlm 7)
Penyebaran dan penularan virus
dengue di pengaruhi oleh sistem ketahanan tubuh dan faktor lingkungan.jika
seseorang memiliki daya tahan tubuh yang bagus maka orang tersebut tidak akan
mudah terserang DBD.sementara itu,faktor lingkungan meliputi kondisi geografi
dan kependudukan.Kondisi geografi yang mempengaruhi penyebaran DBD misalnya
ketinggian dari suatu daerah darai permukaan laut,curah hujan,angin,kelembapan,
dan musim.Sedangkan faktor kependudukan yang ikut mempengaruhi penyebaran DBD,misalnya
kepadatan penduduk,perilaku,adat-istiadat,dan kondisi sosial ekonomi
masyarakat. .(Agus Susanto, 2007, hlm 7)
Kasus
penyebaran dan penularan DBD semakin meningkat.Meningkatnya jumlah kasus dan
wilayah yang terjangkit di sebabkan semakin mudahnya sarana transfortasi
penduduk,adanya pemukiman baru,kurangnya kepedulian masyarakat terhdap
pemberantasan sarang nyamuk,dan terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh
pelosok tanah air. .(Agus Susanto, 2007, hlm 7)
Penularan virus dengue dari manusia
ke manusia atau dari kera ke kera yang lain terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes betina yang telah terinfeksi virus
tersebut.Sekali nyamuk terinfeksi virus maka sepanjang hidupnya virus ini akan
hidup dalam tubuh nyamuk tersebut.Selanjutnya,nyamuk tersebut akan menularkan
virus ke tubuh manusia atau kera melalui gigitan dan isapan darah.Nyamuk betina
yang terinfeksi virus dengue juga dapat menularkan virus tersebut kepada
keturunannya,sehingga semakin banyak nyamuk yang terinfeksi. .(Agus Susanto,
2007, hlm 7)
Virus
tidak dapat hidup tanpamenumpang pada inang,yaitu makhluk hidup lain.Manusia
merupakan inang utama bagi virus.Beberapa jenis kera juga dapat terinfeksi
virus dengue dan selanjitnya menjadi sumber virus bagi nyamuk ketika ada nyamuk
yang mengisap darah tersebut.Nyamuk mendapat virus demam berdarah dari pasien
yang demam berdarah dengue,maupun orang yang tidak tampak sakit namun dalam
aliran darahnya terdapat virus dengue .(Agus Susanto, 2007, hlm 7)
Pada
saat nyamuk menggigit orang tersebut,virus dengue akan terbawa masuk bersama
darah yang di isapnya kedalam tubuh nyamuk.Virus dalam tubuh nyamuk akan
berkembangbiak dalam tubuhnya.Dalam tempo waktu tujuh hari,virus dengue sudah
tersebar keseluruh bagian tubuh nyamuk termasuk di kelenjar air liurnya.Jika
nyamuk ini menggigit orang lain,virus dengue akan berturut berpindah bersama
air liur nyamuk kedalam tubuh orang tersebut.(Agus Susanto, 2007, hlm 7)
Sifat
gigitan nyamuk yang dirasakan manusia tidak berbeda dengan gigitan nyamuk
lainnya.Artinya,tidak lebih sakit,tidak lebih gatal,dan juga tidak meninggalkan
bekas yang istimewa.virus yang masuk kedalam tubuh manusia selanjutnya beredar
dalam sirkulasi darah selama beberapa waktu sampai timbul gejala demam.Periode
dimana virus beredar dalam sirkulasi darah manusia di sebutkan sebagai
viremia.apabila nyamuk yang belu terinfeksi mengisap darah,manusia dalam fase
viremia,maka virus akan masuk ke tubuh nyamuk dan selanjutnya di tularkan
kepada manusia lain. (Agus Susanto,
2007, hlm 8)
Virus
berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama dalam kelenjer air
liurnya, dan jika nyamuk ini menggigit orang lain maka virus dengue akan
dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus ini akan
berkembang selama 4-6 hari dan orang tersebut akan mengalami sakit demam
berdarah dengue. Virus dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan berada
dalam darah selama satu minggu . cara penularan DBD dari nyamuk ke manusia
diilustrasikan.gambar 1
(widoyono,2011,hlm 72).
Orang
yang di dalam tubuhnya terdapat virus dengue tidak semuanya akan sakit demam
berdarah dengue, ada yang mengalami demam ringan dan sembuh dengan sendirinya,
atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit. Tetapi semuanya merupakan
pembawa virus dengue selama satu minggu, sehingga dapat menularkan kepada orang
lain di berbagai wilayah yang ada nyamuk penularnya. Sekali terinfeksi, nyamuk
menjadi infektif seumur hidupnya. (widoyono,2011,hlm 72).
2.3 Gambaran klinis (gejala)
Gambaran Klinis dari DF sering
tergantung pada usia pasien. Bayi dan anak kecil dapat mengalami penyakit demam
undifferentiated, sering dengan makulopapular. Anak yang lebih besar dan orang
dewasa dapat mengalami baik syndrom demam atau penyakit klasikmyang melemahkan
dengan awitan mendadak demam tinggi, kadang-kadang dengan 2 puncak (punggung
sadel), sakit kepala berat, nyeri dibelakang mata, nyeri otot dan tulang atau
sendi, mual dan muntah, dan ruam perdarahan kulit (petekie) tidak umum terjadi.
Biasanya ditemukan leukopenia dan mungkin tampak trombositopenia. (WHO,1999,hlm
17)
Penderita
penyakit DBD sering dikira terserang penyakit flu atau tifus. Hal ini disebabkan
karena infeksi virus dengue yang menyebabkan penyakit DBD terkadang tidak
menunjukkan gejala yang jelas. Anak yang terserang DBD terkadang menunjukkan
gejala batuk,filek,muntah,mual,atau diare.Masalah dapat bertambah karena virus
tersebut dapat masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain,seperti flu atau
tifus.Oleh karena itu,diperlukan kejelian untuk mengetahui dengan pasti
sekaligus menentukan gejala penyakit DBD.seseorang baru dapat di pastikan
menderita DBD setelah dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium.pemeriksaan
darah ini punharus dilakukan berulang kali.pasien yang tidak sabar sering
berganti-ganti dokter karena gejala demam pada penyakit DBD tidak hilang dengan
obat antipanas (Antipiretik) maupun antibiotik.pasien berpinda dokter,sementara
dokter memerlukan pemeriksaan yang berulang kali.hal ini menyebabkan penderita
DBD sukar dipastikan menderita penyakit ini sejak dini.
Secara
umum penyakit DBD di awali denga beberapa gejala berikut.
1. Demam
tinggi yang mendadak 2-7 hari (38-40 c).Suhu badan yang tinggi ini biasanya
tidak terpengaruh mesti penderita telah di beri obat penurun panas atau
antibiotik.
2. Tanda-tanda
pendarahan,misalnya timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya
pembulu darah,hidung mimisan,pendarahan pada gusi,hingga keluarnya darah saat
buangnya air besar.
3. Pembesaran
hati.
4. Tekana
darah menurun.
5. Penurunan
trombosit sampai 100.000/ml3 Pada hari 3-7.
6. Lemah,
mual, muntah,sakit perut,diare,kejang,dan sakit kepala.
7. Rasa
sakit pada otot dan persendian.
Gejala
penyakit DBD,pada setiap penderita berbeda-beda tergantung tingkat
keparahannya.WHO (1997) membagi gejala DBD menjadi empat derajat sebagai
berikut.
1. Derajat
I (ringan)
Penderita
mengalami demam mendadak selama 2-7 hari disertai pendarahan ringan.
2. Derajat
II (sedang)
Penderita
mengalami gejala seperti derajat I,di tambah pendarahan pada kulit dan
pendarahan yang lebih berat.
3. Derajat
III
Detak
nadi penderita cepat dan lemah, tekana darah rendah,kulit dingin dan
lembap,penderita menjadi gelisah.
4. Derajat
IV
Detak
nadi penderita tidak dapat di raba dan tekana darah tidak terukur.
Agus
Susanto, 2007, hlm 10)
Pasien
penyakit DBD pada umumnya disertai dengan tanda-tanda berikut:
1. Demam
selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas
2. Manifestasi
perdarahan dengan tes Rumpel Leede (+)
mulai dari petekie (+) sampai perdarahan spontan seperti mimisan, muntah darah,
atau berak darah hitam.
3. Hasil
pemeriksaan trombosit menurun (normal: 150.000-300.000 µL, hematokrit meningkat
(normal:pria< 45, wanita < 40).
4. Akral
dingin, gelisah, tidak sadar (DSS, dengue shock syndrome).
Kriteria diagnosis (WHO 1997)
a. Kriteria
Klinis
1. Demam
tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung terus menerus selama 2-7
hari.
2. Terdapat
manifestasi perdarahan
3. Pembesaran
hati)
4. syok
b. Kriteria
laboratoris
1. Trombositopenia
(<100.000/mm3)
2. Hemokonsentarsi
(Ht meningkat> 20%).
(widoyono,2011,hlm 75)
2.4 Laboratorium
Trombositopeni dan hemokonsentrasi
merupakan kelainan yang selalu ditemukan pada DBD. Penurunan jumlah trombosit
<100.000/ul biasa ditemukan pada hari ke-3 sampai ke-8 sakit,sering terjadi
sebelum atau bersamaan dengan perubahan nilai hematokrit. Hemokonsentrasi yang
disebabkan oleh kebocoran plasma dinilai dari peningkatan nilai hematokrit. (Sri
Rezeki H. Hadinegoro dkk,2001,hlm 9)
Penurunan
nilai trombosit yang disertai atau segera disusul dengan peningkatan nilai
hematokrit sangat unik untuk DBD, kedua hal tersebut biasanya terjadi pada saat
suhu turun atau sebelum syok terjadi. (Sri Rezeki H. Hadinegoro dkk,2001,hlm 9)
Perlu
diketahui bahwa nilai hematokrit dapat dipengaruhi oleh pemberian cairan atau
oleh perdarahan.jumlah leokosit bisa menurun (leukopenia) atau
leukositosis,limfotisosis relatif dengan limfosit atipik sering ditemukan pada
saat sebelum suhu turun atau syok. Hipoproteinemi akibat kebocoran plasma bisa
ditemukan. Fibrinolisis dan gangguan tampak pada pengurangan fibrinogen,
protrombin,faktor VIII,faktor XII, dan antitrombin III. (Sri Rezeki H.
Hadinegoro dkk,2001,hlm 9)
PTT dan PT memanjang pada sepertiga
sampai setengah kasus DBD. Fungsi trombosit juga terganggu. Asidosis metabolik
dan peningkatan BUN ditemukan pada syok berat. Pada pemeriksaan radiologis bisa
ditemukan efusi pleura, terutama sebelah kanan. Berat-ringannya efusi pleura
berhubungan dengan berat-ringannya pada
penyakit. Pada pasien yang mengalami syok,efusi pleura dapat ditemukan
bilateral.
(Sri
Rezeki H. Hadinegoro dkk,2001,hlm 9)
2.5 Pengobatan
Sampai saat ini, obat untuk penyakit demam
berdarah belum ditemukan. Pengobatan yang ada saat ini hanya bersifat pendukung
saja. Prinsip pengobatan penyakit demam berdarah adalah menambah cairan tubuh
(plasma) yang berkurang di samping perawatan lainya. (Agus Susanto, 2007,
hlm12)
Penyembuhan
penyakit demam berdarah sangat tergantung pada kecepatan perawatan dan
ketepatan pihak rumah sakit menolong penderita. Tidak ada jaminan dengan dibawa
ke rumah sakit,penderita akan sembuh jika keadaan penderita sudah parah dan
terlambat dibawa ke rumah sakit. Jadi bebrapa hal yang dapat dilakukan jika ada
anggota keluarga yang menunjukkan gejala demam berdarah sebagai berikut.
1. Penderita
demam berdarah akan memperlihatkan gejala seperti perut mual,badan panas yang
berlangsung 3-4 hari terus-menerus,dan kulit wajah tidak cerah.
2. Segera
bawa penderita yang memperlihatkan gejala seperti di atas ke dokter atau
puskesmas untuk mengetahui secara pasti penyakit tersebut. Hal ini dimaksudkan
agar jika orang tersebut benar-benar terserang demam berdarah,penanganannya
dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Keterlambatan penanganan pasien demam
berdarah dapat menyebabkan kmatian.
3. Jika
keadaan penderita mengkhawatirkan,langsung saja dibawa ke Unit Gawat Darurat
terdekat untuk memperoleh pemeriksaan yang lebih rinci. Penderita DBD derajat
III dan IV harus segera dibawa ke rumah sakit agar mendapatkan perawata yang
lebih baik. Mereka harus mendapatkan penambahan cairan pengganti dan pihak
rumah sakit harus menyiapkan infus trombosit jika sewaktu-waktu diperlukan.
Infus trombosit diperlukan pada saat terjadi pendarahan yang hebat.
4. Begitu
dipastikan korban benar-benar menderita demam berdarah,segera minta surat
rekomendasi dari dokter yang memeriksa agar dilakukan penyemprotan di lingkungan
rumah,sekolah,kantor,atau tempat-tempat di mana korban diduga terserang nyamuk
demam berdarah(Agus Susanto, 2007, hlm12)
Penduduk
yang tinggal di daerah terpencil,seringkali mengalami kesulitan transportasi
untuk membawa anggota keluarganya ayang diduga terserang demam berdarah ke
rumah sakit. Oleh karena itu,penderita perlu mendapatkan perawatan selama belum
ditangani dokter.
Beberapa
hal yang dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Penderita
boleh di rumah sampai hari ketiga sejak terserang demam.
2. Berikan
minuman air putih sebanyak mungkin (sedikitnya satu gelas setiap setengah jam)
kepada penderita yang memperlihatkan gejala demam berdarah. Penderita juga
dapat diberi minum air teh,gula,sirop,atau susu sebanyak 1,5-2 liter dalam 24
jam. Alternatif lain,penderita dapat diberi jus jambu biji yang memiliki
kandungan viamin C dan vitamin A yang tinggi. Jika penderita diare diberi garam
elektrolit (oralit) yang dilarutkan dalam air.
3. Seka
seluruh tubuh penderita dengan air memakai waslap atau sapu tangan,berkali-kali
sampai tujuh menit untuk menurunkan panas. Air di tubuh akan menguap sambil
membawa panas. Seka lagi setelah kulit mengering.
4. Penderita
tidak boleh diberikan Aspirin karena Aspirin bersifat mengencerkan darah
sehingga perdarahan akan semakin parah.
5. Bila
dirasakan perlu,boleh memberikan parasetamol sebagai obat antipanas.Penderita
harus cukup istirahat,makan,dan minum. (Agus Susanto, 2007, hlm 12)
Penyakit
demam berdarah seperti penyakit virus lainnya,dapat sembuh dengan sendirinya.
Meski demikian,penyakit ini memerlukan perhatian yang serius karena dapat
menyebabkan komplikasi lain,seperti pengentalan darah. Pengentalan darah
mengakibatkan oksigen dan zat makanan tidak dapat tersalurkan dengan baik ke
organ-organ tubuh yang penting,seperti otak,jantung,dan ginjal. Komplikasi pada
organ-organ itula yang berakibatkan fatal bahkan mengakibatkan kematian. (Agus
Susanto, 2007, hlm12)
2.6
Pencegahan
dan Program pemberantasannya
Pencegahan
penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya. Cara yang dapat
dilakukan yaitu mencagah gigitan nyamuk. Selain itu,dilakukan upaya
pemberantasan vektor nyamuk dewasa,jentik nyamuk,dan sarang nyamuk.pengendalian
nyamuk tersebut dapat dilakukan menggunakan beberapa metode berikut. (Agus
Susanto, 2007, hlm13)
1. Lingkungan
Metode ini dilakukan dengan memberikan
perhatian terhadap kondisi lingkungan sekitar yang menjadi tempat hidup nyamuk
penyebar demam berdarah. Oleh sebab itu,di lakukan paya memberantas tempat
hidup nyamuk di lingkungan sekitar (PSN) Pemberantasan Sarang
Nyamuk,pengelolaan sampah padat dan perbaikan desain sampah. (Agus Susanto,
2007, hlm13)
2. Biologis
Metode ini dilakukan dengan memanfaatkan
makhlik hidu lai untuk mengendalikan vektor nyamuk. Beberapa makhluk hidup yang
dapat digunakan sebagai pengendali biologis nyamuk pembawa demam berdarah
antara lain ikan adau atau ikan cupang. Makhluk ini berfungsi sebagai pemakan
jentik nyamuk. (Agus Susanto, 2007, hlm13)
3. Kimiawi
Metode ini dilakukan menggunakan
bahan-bahan kimia untuk pengendalian nyamuk peneyebar demam berdarah. Cara yang
dapat dilakukan yaitu dengan pengasapan atau fogging dan memberi bubuk abate
pada tempat-tempat penampungan air. (Agus Susanto, 2007, hlm13)
Beberapa metode di atas telah
dimanfaatkan oleh pemerintah dalam upaya memerangi berjangkitnya demam
berdarah. (Agus Susanto, 2007, hlm13)
Program Pemberantasan
sebagai berikut:
1.
Tujuan
a. Menurunkan
morbiditas dan mortalitas penyakit DBD
b. Mencegah
dan menanggulangi KLB
c. Meningkatkan
peran serta masyarakat (PSM) dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
2.
Sasarn
Sasaran
Nasional (2000)
a. Morbiditas
di kecamatan endemik DBD,2 per 10.000 penduduk
b. CFR
,2,5%.
3.
Strategi
a. Kewaspadaan
dini
b. Penanggulangan
KLB
c. Peningkatan
keterampilan petugas
d. penyuluhan
4.
Kegiatan
a. Pelacakan
penderita (penyelidikan epidemiologi PE) mendatangi rumah-rumah yang terlibat
kasus
b. Penemuan
dan pertolongan penderita,yaitu kegiatan mencari penderita lain. Jika terdapat
tersangka kasus DBD maka harus segera dilakukan penanganan, ole pelayana
kesehatan.
c.
Larvasidasi selektif, yaitu
kegiatan memberikan atau menaburkan larvasidasi kedalam penampungan air yang
positif terkena jentik Aedes
d.
Fogging focus (FF) menyemprotkan
dengan insektisida.
e.
Pemeriksaan jentik rutin (PJR)
dilakukan kader desa wisma PKK,pengurus RT,atau petugas pemantauan jentik (PPJ)
satu minggu sekali di setiap rumah.
f.
Pemeriksaan jentik secara berkala
(PJB) kegiatan tiga bulan sekali dengan cara mengambil sample di 100 rumah
dilakukan dengan cara random atau metode spiral.
g.
Pembentukan kelompok kerja (POKJA)
mulai dari desa,kecamatan,sampai tingkat pusat.
h.
Penggerakan PSN (pemberantas sarang
nyamuk) dengan cara 3M plus
i.
Penyuluhan tentang bgejala awal
penyakit DBD tindakan pencegahan,dan rujukan penderita.
5.
Pencegahan
·
Pembersihan jentik
·
Pencegahan gigitan nyamuk
6.
Monitoring
dan evaluasi
(widoyono
,2011 Hlm 77)
Upaya
pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
PSN adalah kegiatan yang dilakukan
oleh masyarakat dalam membasmi jentik nyamuk penularan demam berdarah.PSN dapat
dilakukan dengan cara 3M plus :
1.
Menguras
bak
mandi secara teratur seminggu sekali,mengganti air pada vas bunga,tempat
penampungan air secara teratur kurang dari satu minggu.
2.
Menutup
rapat-rapat
tempat pembuangan akhir (TPA)
3.
Mengubur
atau
menyingkirkan kaleng-kaleng bekas,plastik,dan ban bekas serta barang-barang
lainnya yang dapat menampung air hujan sehingga tidak menjadi sarang nyamuk
4.
Plus
pengendalian
seperti adanya kelambu,soffel, dan sebagainya,
Pemerintah
telah menganggap KLB demam berdarah yang terjadi hampir setiap musim penghujan
merupakan permasalahan kesehatan yang harus ditangani secara serius. Beberapa
kebijakan pemerintah terkait penanganan demam berdarah di antaranya sebagai
berikut:
a. Memerintahkan
semua rumah sakit swasta maupun negeri untuk tidak menolak pasien yang menderita
DBD
b. Meminta
direktur utama rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada
penderita DBD
c. Melakukan
fogging secara massal di daerah yang terkena DBD
d. Membagikan
bubuk Abate secara gratis kepada daerah-daerah yang banyak terkena DBD
e. Menggerakkan
permasalahan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk denagn cara 3M plus
melalui surat edaran dari masing-masing provinsi
f. Pemerintah
mengangkat juru pemantau jentik nyamuk honorer di setiap rukun warga,dan
diberikan pelatihan terlebih dahulu
g. Mengundang
konsultan WHO untuk memberikan pandangan saran dan bantuan teknis
Jadi
masyarakat perlu ikut menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi srang
nyamuk. Dinas keseuatan dan aparat lainnya melakukan penyuluhan tentang kasus
dari demam berdrah yang terus meingkat.dengan demikian di harapkan masyarakat
mengetahui dan ikut berperan dalam upaya pencegahan demam berdarah agar jumlah
korban dapat ditekan. (Agus Susanto, 2007, hlm 17)
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari data
distribusi frekuensi di atas dapat kita simpulkan bahwa Kabupaten Bengkalis berada pada angka
tertinggi pada tahun 2015 yaitu 678 jumlah kasus(Laki2+Perempuan),
dan terendah yaitu Kabupaten Indragiri Hilir 12 jumlah kasus (Laki2+Perempuan).Pada
tahun 2014 kasus DBD tidak terjadi. Sedangkan pada tahun 2013 kasus DBD
mengalami peningkatan yang signifikan dan
yang menduduki angka kasus DBD tertinggi yaitu Kampar sebanyak 307 kasus
(Laki2+Perempuan) dan terendah Meranti sebanyak 27 kasus (Laki2+Perempuan)DBD.
3.2
Saran
Di
harapkan kepada dinas kesehatan provinsi riau dan pihak petugas kesehatan
khususnya petugas survelans agar meningkatkan pendataan secara kongkrit.
Petugas
kesehatan agar melakukan sIstem penanggulangan secara dini sebelum masyarakat
mengalami kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD). Melakukan promosi secara
menyeluruh kepada semua pihak masyarakat agar melakukan pencegahan dan menjaga
kebersihan lingkungan didaerah sekitar mereka tinggal.
Di
harapkan kepada masyarakat agar menciptakan prilaku hidup bersih dan sehat,
agar terhindar dari berbagai penyakit khususnya penyakit demam berdarah dengue
(DBD).
DAFTAR
PUSTAKA
Widoyono.PENYAKIT TROPIS
Epidemiologi,Penularan,Pencegahan dan pemberantasannya.Erlangga:Jakarta.2011
Handrawan
Nadesul. Cara mudah mengalahkan demam
berdarah. Kompas Media Nusantara:Jakarta.2007
Hadinegoro
Sri Rezeki H.et al. Tata laksana Demam
Berdarah dengue di Indonesia. Dinas Kesehatan Propinsi riau:Riau.2005
World
Health Organization.Demam berdarah dengue
(diagnosis,pengobatan,pencegahan, dan pengendalian):Jakarta.1999
Susanto
Agus.Waspadai gigitan nyamuk:Jakarta
Selatan.2007
Soegijanto
soegeng.Demam Berdarah Dengue:Surabaya.2004
Ada Obat Herbal Alami yang aman & efektif. Untuk Panggilan Cure Total +2349010754824, atau email dia drrealakhigbe@gmail.com Untuk Janji dengan (Dr.) AKHIGBE hubungi dia. Pengobatan dengan Obat Herbal Alami. Untuk: Demam Berdarah, Malaria. Menstruasi yang Nyeri atau Tidak Teratur. HIV / Aids. Penderita diabetes. Infeksi vagina. Keputihan Vagina. Gatal Dari Bagian Pribadi. Infeksi payudara. Debit dari Payudara. Nyeri & Gatal pada Payudara. Nyeri perut bagian bawah. Tidak Ada Periode atau Periode Tiba-tiba Berhenti. Masalah Seksual Wanita. Penyakit Kronis Tekanan Darah Tinggi. Rasa sakit saat berhubungan seks di dalam Pelvis. Nyeri saat buang air kecil. Penyakit Radang Panggul, (PID). Menetes Sperma dari Vagina Serta Untuk jumlah sperma rendah. Penyakit Parkinson. Lupus. Kanker. TBC Jumlah sperma nol. Bakteri Diare.Herpatitis A&B, Rabies. Asma. Ejakulasi cepat. Batu empedu, Ejakulasi Dini. Herpes. Nyeri sendi. Pukulan. Ereksi yang lemah. Erysipelas, Tiroid, Debit dari Penis. HPV. Hepatitis A dan B. STD. Staphylococcus + Gonorrhea + Sifilis. Penyakit jantung. Pile-Hemorrhoid. Rematik, tiroid, Autisme, pembesaran Penis, Pinggang & Nyeri Punggung. Infertilitas Pria dan Infertilitas Wanita. Dll. Ambil Tindakan Sekarang. hubungi dia & Pesan untuk Pengobatan Herbal Alami Anda: +2349010754824 dan kirimkan email ke drrealakhigbe@gmail.com Catatan Untuk Pengangkatan dengan (Dr.) AKHIGBE. Saya menderita kanker selama setahun dan tiga bulan meninggal karena sakit dan penuh patah hati. Suatu hari saya mencari melalui internet dan saya menemukan kesaksian penyembuhan herpes oleh dokter Akhigbe. Jadi saya menghubungi dia untuk mencoba keberuntungan saya, kami berbicara dan dia mengirim saya obat melalui jasa kurir dan dengan instruksi tentang bagaimana meminumnya. Untuk kejutan terbesar saya minum obat herbal dalam waktu tiga minggu saya mendapat perubahan dan saya sembuh total . Saya tidak benar-benar tahu bagaimana itu terjadi tetapi ada kekuatan dalam pengobatan herbal Dr Akhigbe. Dia adalah dokter jamu yang baik.
BalasHapus