1. Prosedur
Penyusunan AMDAl di sebuah rumah sakit sebagai berikut
a. Penapisan
Penapisan bertujuan
untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi dengan analisis
mengenai dampak lingkungan. Pada langkah ini sangat penting bagi kita sebagai pemprakarsa
untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah proyek rumah sakit ini akan
terkena AMDAL. Hal ini berkenaan dengan rencana anggaran biaya dan waktu.
Seperti diamanatkan
dalam pasal 16 undang-undang No.4 tahun 1982, hanya rencana proyek yang diprakirakan
akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan saja yang diwajibkan untuk
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Dengan penapisan ini
diharapkan kepedulian kita terhadap lingkungan tidak akan mengakibatkan
bertambahnya waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan yang diperlukan untuk
pembangunan .
Pada kasus di soal
rumah sakit tersebut harus wajib AMDAL untuk menentukan perencanaan pembangunan
dalam pengelolaan limbah cair dan domestik tersebut dalam menganalisis mengenai
dampak lingkungan,sosial dan budaya yang
nantinya akan ditimbulkan dari permasalahan limbah tersebut.
b. Pelingkupan
(skoping)
Yang dimaksud pelingkupan disini adalah proses
untuk menemukan atau menetapkan dampak penting atau sering disebut pula sebagai
masalah utama dari proyek rumah sakit ini terhadap lingkungannya. Proses
skoping ini terbagi berbagai macam.
· Skoping
sosial
Pada proses skoping
sosial dalam pembangunan rumah sakit kita akan menetapkan dampak penting
berdasarkan penilaian dan pandangan masyarakat. Setiap komponen dan sistem dari
lingkungan yang ada dinilai berdasarkan kepentingan bagi masyarakat baik secara
lokal, nasional ataupun internasional yang ditinjau dari aspek sosial-ekonomi,
sosial budaya maupun estetika.contohnya pada kasus rumah sakit di Riau limbah
cair dari rumah sakit tersebut akan berdampak pada masyarakat sekitar aliran
rumah sakit. Dan menimulkan pandangan buruk bagi kenyamanan masyarakat
disekitar rumah sakit dengan adanya tumpukan sampah medis dan non medis yang
menimbulkan berbagai penyakit seperti demam berdarah dan diare yag disebabkan
pencemaran tersebutkan.
· Skoping
ekologis
Pada proses ini menetapkan dampak
penting berdasarkan pada nilai-nilai ekologi atau perananya didalam ekologi.
Pada proses ini kita menentukan interaksi makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Contohnya apakah ada diarea pembangunan proyek rumah sakit tersebut ada tanaman
langka atau hewan yang terlindungi yang akan terkena dampak penting.
· Skoping
kebijaksanaan dan perencanaan
Pada proses ini instansi-instansi pemerintah
dan ilmuwan pemprakarsa proyek menentukan pilihan dari suatu pembanguan
proyek rumah sakit, menganalisis
masalah-masalah yang akan timbul sejak awal dan juga akan menghsilkan
saran-saran strategi didalam menjalankan atau membatalkan suatu proyek.
Hasil dari skoping pada tahap ini yaitu
dapat merumuskan garis besar dampak awal dari pembangunan proyek rumah sakit
tersebut, merumuskan ketidak jelasan, menetapkan masalah-masalah yang akan
timbul sepeti dampak terhadap lingkungan sosial,ekologi, sosial budaya.
c. Persyaratan
rumah sakit yang tergolong wajib Amdal
· Rumah
sakit dengan bed > 200 atau RS type B dan A
2. Dampak
yang ditimbulkan dari operasional rumah sakit ditengah pemukiman penduduk
a) Air limbah yang
berasal dari limbah rumah sakit merupakan salah satusumber pencemaran air yang
sangat potensial. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa
organik yang cukup tinggi juga kemungkinan mengandung senyawa-senyawa kimia
lain serta mikro-organisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit terhadap masyarakat
di sekitarnya. Rumah sakit yang dioperasionalkan ditengah pemukiman penduduk
tentu akan mengganggu dan mencemari
sumber air minum masyarakat jika air limbah tersebut tidak dikelola
dengan baik.jika sumber air minum masyarakat tercemar maka akan menimbulkan
sakit diare dan juga sakit kulit. Oleh karena potensi dampak air limbah rumah
sakit terhadap kesehatan masyarakat sangat besar, maka setiap rumah sakit
diharuskan mengolah air limbahnya sampai memenuhi persyaratan standar yang
berlaku.
b) Sampah medis dan non medis dari
rumah sakit tersebut jika tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan
berbagai masalah kesehatan terhadap masyarakat sekitar rumah sakit. Contohnya
bertumpuknya kaleng-kaleng bekas maka akan menyebabkan bertelurnya nyamuk aedes
aegypty ditempat tumpukan sampah yang menyebabkan terjadinya penyakit DBD.
3. Parameter
yang dipantau khususnya berkenaan dengan limbah cair
1. BOD
BOD adalah ukuran kandungan oksigen terlarut
yang diperlukan oleh mikroorganisme yang hidup di perairan untuk menguraikan
bahan organik yang ada di dalamnya. Apabila kandungan oksigen dalam air
menurun, maka kemampuan mikroorganisme aerobik untuk menguraikan bahan organik
tersebut juga menurun.
BOD ditentukan dengan mengukur jumlah oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme selama kurun waktu dan pada temperatur tertentu (biasanya lima hari pada suhu 20°C). Nilai BOD diperoleh dari selisih oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut akhir. BOD merupakan ukuran utama kekuatan limbah cair.
2. COD
BOD ditentukan dengan mengukur jumlah oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme selama kurun waktu dan pada temperatur tertentu (biasanya lima hari pada suhu 20°C). Nilai BOD diperoleh dari selisih oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut akhir. BOD merupakan ukuran utama kekuatan limbah cair.
2. COD
merupakan jumlah oksigen yang diperlukan agar
bahan buangan yang ada didalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimiawi.
Indikator ini umumnya digunakan pada limbahindustri.
3.DO
3.DO
DO adalah kadar oksigen terlarut dalam
air. Penurunan DO dapat diakibatkan oleh pencemaran air yang mengandung bahan
organik sehingga menyebabkan organisme airterganggu.
Semakin kecil nilai DO dalam air, tingkat pencemarannya semakin tinggi. DO penting dan berkaitan dengan sistem saluran pembuangan maupun pengolahan limbah.
4. pH
Semakin kecil nilai DO dalam air, tingkat pencemarannya semakin tinggi. DO penting dan berkaitan dengan sistem saluran pembuangan maupun pengolahan limbah.
4. pH
pH limbah cair adalah ukuran kemasaman
atau kebasaan limbah. Air yang tidak tercemar memiliki pH antara 6.5-7.5. Sifat
air bergantung pada besar kecilnya pH. Air yang memiliki pH lebih kecil dari pH
normal akan bersifat masam, sedangkan air yang memilki pH lebih besar dari pH
normal akan bersifat basa.
Perubahan pH air tergantung pada polutan air tersebut. Air yang memiliki pH lebih kecil atau lebih besar dari kisaran pH normal tidak sesuai untuk kehidupan bakteri asidofil atau organisme lainnya.
Perubahan pH air tergantung pada polutan air tersebut. Air yang memiliki pH lebih kecil atau lebih besar dari kisaran pH normal tidak sesuai untuk kehidupan bakteri asidofil atau organisme lainnya.
4. Saran
pembahasan KA-ANDAl
Bahan
kimia arsen ini berbahaya yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran
pencernaan makanan, saluran pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya
sangat terbatas. Arsen yang masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam
organ seperti hati, ginjal, otot, tulang, kulit dan rambut.
Arsenik
trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi enzim yang
berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim yang
berperan dalam proses perbaikan DNA yang rusak. Didalam tubuh arsenik
bervalensi lima dapat berubah menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil
metabolisme dari arsenik bervalensi 3 adalah asam dimetil arsenik dan asam mono
metil arsenik yang keduanya dapat diekskresi melaluiurine.
Gas
arsin terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan hasil
samping dari proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous metal).
Keracunan gas arsin biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah, nafas
pendek dan sakit kepala. Jika paparan terus berlanjut dapat menimbulkan gejala
hemoglobinuria dan anemia, gagal ginjal dan ikterus (gangguan hati).
Untuk
dapat memanfaat air sumur tersebut maka piihak rumah sakit harus terlebih
dahulu mengolah air sumur tersebut agar kandungan logam berat dalam air sumur
tersebut bisa dihilangkan dan layak dimanfaatkan. Salah satu teknologi dalam
pengolahan air sumur ini yaitu dengan menggunakan teknologi Reverse Osmosis.
Reverse
Osmosis merupakan kebalikan dari Osmosis, dimana osmosis
adalah proses alami ketika dua cairan dengan konsentrasi yang berbeda
dipisahkan oleh sebuah membran semipermiabel, maka cairan memiliki
kecenderungan untuk bergerak dari konsetrasi rendah ke zat terlarut dengan
konsentrasi tinggi untuk keseimbangan potensial kimia. Sedangkan
"Reverse Osmosis adalah proses memaksa pelarut dari daerah konsentrasi zat
terlarut tinggi melaui membrane semipermiabel ke daerah konsentrasi zat
terlarut rendah dengan menerapkan tekanan melebihi tekanan osmotik.
5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar