Kamis, 17 November 2016

TUGAS PROSEDUR PENYUSUNAN AMDAL DI RS



1.      Prosedur Penyusunan AMDAl di sebuah rumah sakit sebagai berikut
a.       Penapisan
Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Pada langkah ini sangat penting bagi kita sebagai pemprakarsa untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah proyek rumah sakit ini akan terkena AMDAL. Hal ini berkenaan dengan rencana anggaran biaya dan waktu.
Seperti diamanatkan dalam pasal 16 undang-undang No.4 tahun 1982, hanya rencana proyek yang diprakirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan saja yang diwajibkan untuk dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Dengan penapisan ini diharapkan kepedulian kita terhadap lingkungan tidak akan mengakibatkan bertambahnya waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan yang diperlukan untuk pembangunan .
Pada kasus di soal rumah sakit tersebut harus wajib AMDAL untuk menentukan perencanaan pembangunan dalam pengelolaan limbah cair dan domestik tersebut dalam menganalisis mengenai dampak lingkungan,sosial dan budaya  yang nantinya akan ditimbulkan dari permasalahan limbah tersebut.
b.      Pelingkupan (skoping)
Yang dimaksud pelingkupan disini adalah proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting atau sering disebut pula sebagai masalah utama dari proyek rumah sakit ini terhadap lingkungannya. Proses skoping ini terbagi berbagai macam.
·      Skoping sosial
Pada proses skoping sosial dalam pembangunan rumah sakit kita akan menetapkan dampak penting berdasarkan penilaian dan pandangan masyarakat. Setiap komponen dan sistem dari lingkungan yang ada dinilai berdasarkan kepentingan bagi masyarakat baik secara lokal, nasional ataupun internasional yang ditinjau dari aspek sosial-ekonomi, sosial budaya maupun estetika.contohnya pada kasus rumah sakit di Riau limbah cair dari rumah sakit tersebut akan berdampak pada masyarakat sekitar aliran rumah sakit. Dan menimulkan pandangan buruk bagi kenyamanan masyarakat disekitar rumah sakit dengan adanya tumpukan sampah medis dan non medis yang menimbulkan berbagai penyakit seperti demam berdarah dan diare yag disebabkan pencemaran tersebutkan.
·      Skoping ekologis
Pada proses ini menetapkan dampak penting berdasarkan pada nilai-nilai ekologi atau perananya didalam ekologi. Pada proses ini kita menentukan interaksi makhluk hidup terhadap lingkungannya. Contohnya apakah ada diarea pembangunan proyek rumah sakit tersebut ada tanaman langka atau hewan yang terlindungi yang akan terkena dampak penting.
·      Skoping kebijaksanaan dan perencanaan
Pada proses ini instansi-instansi pemerintah dan ilmuwan pemprakarsa proyek menentukan pilihan dari suatu pembanguan proyek  rumah sakit, menganalisis masalah-masalah yang akan timbul sejak awal dan juga akan menghsilkan saran-saran strategi didalam menjalankan atau membatalkan suatu proyek.
Hasil dari skoping pada tahap ini yaitu dapat merumuskan garis besar dampak awal dari pembangunan proyek rumah sakit tersebut, merumuskan ketidak jelasan, menetapkan masalah-masalah yang akan timbul sepeti dampak terhadap lingkungan sosial,ekologi, sosial budaya.
c.       Persyaratan rumah sakit yang tergolong wajib Amdal
·      Rumah sakit dengan bed > 200 atau RS type B dan A

2.      Dampak yang ditimbulkan dari operasional rumah sakit ditengah pemukiman penduduk
a)      Air limbah yang berasal dari limbah rumah sakit merupakan salah satusumber pencemaran air yang sangat potensial. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi juga kemungkinan mengandung senyawa-senyawa kimia lain serta mikro-organisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit terhadap masyarakat di sekitarnya. Rumah sakit yang dioperasionalkan ditengah pemukiman penduduk tentu akan mengganggu dan mencemari  sumber air minum masyarakat jika air limbah tersebut tidak dikelola dengan baik.jika sumber air minum masyarakat tercemar maka akan menimbulkan sakit diare dan juga sakit kulit. Oleh karena potensi dampak air limbah rumah sakit terhadap kesehatan masyarakat sangat besar, maka setiap rumah sakit diharuskan mengolah air limbahnya sampai memenuhi persyaratan standar yang berlaku.
b)      Sampah medis dan non medis dari rumah sakit tersebut jika tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan terhadap masyarakat sekitar rumah sakit. Contohnya bertumpuknya kaleng-kaleng bekas maka akan menyebabkan bertelurnya nyamuk aedes aegypty ditempat tumpukan sampah yang menyebabkan terjadinya penyakit DBD.

3.      Parameter yang dipantau khususnya berkenaan dengan limbah cair
1. BOD
BOD adalah ukuran kandungan oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme yang hidup di perairan untuk menguraikan bahan organik yang ada di dalamnya. Apabila kandungan oksigen dalam air menurun, maka kemampuan mikroorganisme aerobik untuk menguraikan bahan organik tersebut juga menurun.
BOD ditentukan dengan mengukur jumlah oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme selama kurun waktu dan pada temperatur tertentu (biasanya lima hari pada suhu 20°C). Nilai BOD diperoleh dari selisih oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut akhir. BOD merupakan ukuran utama kekuatan limbah cair.
2. COD
 merupakan jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada didalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimiawi. Indikator ini umumnya digunakan pada limbahindustri.
3.DO
DO adalah kadar oksigen terlarut dalam air. Penurunan DO dapat diakibatkan oleh pencemaran air yang mengandung bahan organik sehingga menyebabkan organisme airterganggu.

Semakin kecil nilai DO dalam air, tingkat pencemarannya semakin tinggi. DO penting dan berkaitan dengan sistem saluran pembuangan maupun pengolahan limbah.
4. pH
pH limbah cair adalah ukuran kemasaman atau kebasaan limbah. Air yang tidak tercemar memiliki pH antara 6.5-7.5. Sifat air bergantung pada besar kecilnya pH. Air yang memiliki pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat masam, sedangkan air yang memilki pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa.
Perubahan pH air tergantung pada polutan air tersebut. Air yang memiliki pH lebih kecil atau lebih besar dari kisaran pH normal tidak sesuai untuk kehidupan bakteri asidofil atau organisme lainnya.
4.      Saran pembahasan KA-ANDAl
Bahan kimia arsen ini berbahaya yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan makanan, saluran pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya sangat terbatas. Arsen yang masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam organ seperti hati, ginjal, otot, tulang, kulit dan rambut.
Arsenik trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi enzim yang berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim yang berperan dalam proses perbaikan DNA yang rusak.  Didalam tubuh arsenik bervalensi lima dapat berubah menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil metabolisme dari arsenik bervalensi 3 adalah asam dimetil arsenik dan asam mono metil arsenik yang keduanya dapat diekskresi melaluiurine.
Gas arsin terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan hasil samping dari proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous metal). Keracunan gas arsin biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah, nafas pendek dan sakit kepala. Jika paparan terus berlanjut dapat menimbulkan gejala hemoglobinuria dan anemia, gagal ginjal dan ikterus (gangguan hati).
Untuk dapat memanfaat air sumur tersebut maka piihak rumah sakit harus terlebih dahulu mengolah air sumur tersebut agar kandungan logam berat dalam air sumur tersebut bisa dihilangkan dan layak dimanfaatkan. Salah satu teknologi dalam pengolahan air sumur ini yaitu dengan menggunakan teknologi Reverse Osmosis.
Reverse Osmosis merupakan kebalikan dari Osmosis, dimana osmosis adalah proses alami ketika dua cairan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh sebuah membran semipermiabel, maka cairan memiliki kecenderungan untuk bergerak dari konsetrasi rendah ke zat terlarut dengan konsentrasi tinggi untuk keseimbangan  potensial kimia.  Sedangkan "Reverse Osmosis adalah proses memaksa pelarut dari daerah konsentrasi zat terlarut tinggi melaui membrane semipermiabel ke daerah konsentrasi zat terlarut rendah dengan menerapkan tekanan melebihi tekanan osmotik.

5.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar